Everything is Start From Here

 Yes, kalian tidak salah baca, semuanya berawal dari buku ini, yang dimana saya mencoba untuk menterjemahkan kedalam sebuah Blog.



Sebenarnya ini adalah buku ketiga karena dua buku lainnya merupakan buku tulis biasa yang belum ada namanya hingga akhirnya saya membuatkan sebuah custom Jurnal book yang berisikan mengenai daily Journal serta progress kehidupan dan Wisdom yang didapatkan setiap harinya.

Saya bukanlah sebagai penulis Journal handal dan bukanlah sebagai Copy Writer yang mahir dalam membuat kerangka tulisan, berita dan lainnya. Namun disini saya belajar bahwa suatu berkah dalam menulis adalah saya bisa menaruh pesan yang tidak terucapkan dari dalam diri saya kepada suatu tulisan yang memang berasal dari keresahan dalam diri.

Dari menulis juga membuat saya sadar bahwa dalam hidup banyak hal yang bisa kita lakukan dan kita bagikan kepada orang, serta hal hal kebaikan dan wisdom yang saya dapatkan dari keseharian harinya bisa tertumpah kedalam buku ini.

Buku VINSJOURNAL selalu berisi mengenai Daily Devotion yang saya lakukan sebagai bekal untuk makanan Jiwa saya dalam menghadapi daily life. Tidak mudah dan memang membutuhkan konsistensi dalam melakukan daily journaling ini. Bukan masalah seberapa saya sibuk dan tidak sempat, namun seberapa penting saya memperhatikan kesehatan mental diri saya ini. Setiap hari saya harus berhadapan dengan berbagai macam orang dan pihak yang sangat menguras mental diri sehingga kadang ingin membuat saya "kabur" dari situasi macam itu. Baik dari segi urusan Keluarga, Pekerjaan, Hubungan dengan pasangan atau teman kantor, dan lainnya. 

Hal hal kecil yang terjadi mungkin terlihat sepele, namun apabila dipendam dan ditahankan dalam kurun waktu yang sangat lama, hal ini menimbulkan terjadinya "burnout" dalam diri saya dan membuat saya menjadi tidak stabil serta berada dalam keadaan tertekan setiap harinya.

Mungkin orang luar tidak tahu seberapa tertekannya kehidupan saya pribadi, dan saya pun tidak mengetahui bagaiman tertekannya kehidupan orang lain itu, sehingga kita menjadi orang yang saling tidak perduli satu sama lain.  Sebagai orang yang introvert tentu hal ini menjadi permasalahan yang double, karena semua dipendam sendiri.

So bagaimanakah saya bisa keluar dari kendala hal ini? saya belum tahu, karena disaat menulis inipun, saya hanya berusahan mengeluarkan tekanan ini melalui tulisan ini. apakah saya mampu? mungkin, bisa ya, ataupun bisa tidak. . . . .


Komentar